S@@t m@t@Q terpj@m,by@ng@nmu sl@lu hd!r dlm st!@p m!mp!Q. D@n s@@t Q terjg@ k@u sllu tm@n!Q dlm st!@p l@ngkhQ
Minggu, 05 Desember 2010
Persahabatan
Ungkapan Sahabat
Sahabat tak ubahnya atmosfer
Yang melindungi semua makhluk di bumi
Dengan merdam sebuah energi besar
Menjadi sumber dari segala kehidupan
Pastinya kita semua sepakat bahwa persahabatan memang sangat indah, maka untuk mengungkapkannya pun harus dengan kata-kata yang sepadan untuk bisa mewakili rasa persahabatan itu sendiri. Keindahan sahabat diungkapkan Kahlil Gibran dalam puisi persahabatan berikut:
Sajak Persahabatan
Dan seorang remaja berkata,
Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati,
yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata Tidak
di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata Ya.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya;
kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan,
segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi,
dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
bukanlah cinta,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Karena dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Sahabat tak ubahnya atmosfer
Yang melindungi semua makhluk di bumi
Dengan merdam sebuah energi besar
Menjadi sumber dari segala kehidupan
Pastinya kita semua sepakat bahwa persahabatan memang sangat indah, maka untuk mengungkapkannya pun harus dengan kata-kata yang sepadan untuk bisa mewakili rasa persahabatan itu sendiri. Keindahan sahabat diungkapkan Kahlil Gibran dalam puisi persahabatan berikut:
Sajak Persahabatan
Dan seorang remaja berkata,
Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati,
yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata Tidak
di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata Ya.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya;
kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan,
segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi,
dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
bukanlah cinta,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Karena dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Sabtu, 04 Desember 2010
Taqwa Kepada ALLAH SWT
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya.”
(QS. Âli Imrân [3]: 102)
Takwa adalah salah satu perintah Allah SWT yang banyak disebutkan dalam Al-Qur`an (208 ayat, 226 kata) dan Al-Hadits, mengingat hal tersebut merupakan salah satu kunci untuk menggapai rahmat Allah SWT, guna menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Melalui Al-Qur`an-Nya, Allah SWT juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang-orang yang bertakwa tidak hanya dapat dirasakan di akhirat kelak, tetapi buahnya dapat pula dinikmati sejak kita masih hidup. Bahkan dalam Surah Ath-Thalaq Allah SWT mengemukakan bahwa takwa merupakan solusi dari berbagai himpitan hidup yang menghimpit. Dan di akhirat kelak mereka akan memasuki surga yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat QS. Ali Imran [3]: 133)
Pengertian Takwa
Takwa, menurut istilah, berasal dari kata waqa yaqi wiqayatan yang artinya berlindung atau menjaga diri dari sesuatu yang berbahaya. Takwa juga berarti takut.
Sedangkan menurut syara, dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin (1/290), Syeikh Utsaimin berkata, “Takwa diambil dari kata wiqayah, yaitu upaya seseorang melakukan sesuatu yang dapat melindungi dirinya dari azab Allah SWT. Dan, yang dapat menjaga seseorang dari azab Allah SWT ialah (dengan) melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya.”
Pentingnya Takwa Kepada Allah SWT
1. Takwa adalah kunci keberuntungan di dunia dan akhirat
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imra [3]:130)
2. Takwa mengundang limpahan berkah dan rahmat Allah SWT
Allah SWT berfirman, “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf [7]:96)
Dia juga berfirman, “Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami." (QS. Al-A’raf [7]:156)
3. Takwa adalah kunci mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah SWT
Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal [8]:29)
Dia juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hadid [57]:29)
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah [9]:4&9)
4. Takwa adalah solusi
Allah SWT berfirman,
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS. Ath-Thalaq [65]:2-3)
Dia juga berfirman, “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq [65]:4)
5. Orang paling mulia adalah orang bertakwa
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat [49]:13)
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang paling bertakwa.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Doa Memohon Takwa Kepada Allah SWT
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata, “Nabi SAW senantiasa berdoa dengan Allâhumma innî as’alukal hudâ wat tuqâ wal ‘afâf wal Ghinâ (Ya Allah, aku mohon pada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri (dari perbuatan hina) dan kekayaan).” (HR. Muslim)
Beberapa Hadits Terkait Dengan Takwa
69. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang paling bertakwa.” Mereka (sahabat) berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu (yang paling mulia) adalah Yusuf bin nabi Allah (Ya’kub) bin nabi Allah (Ishak) bin Khalîlullah (kekasih Allah) yakni Ibrahim.” Para sahabat berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.” Rasulullah SAW balik bertanya, “Apakah tentang keturunan Arab yang baik yang kalian tanyakan? Orang Arab yang terbaik di masa jahiliyah merupakan yang terbaik dalam Islam jika mereka memahami syariat Islam.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Cinta Kepada ALLAH SWT
Sewaktu masih kecil Husain (cucu Rasulullah Saw.) bertaya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: "Apakah engkau mencintai Allah?" Ali ra menjawab, "Ya". Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?" Ali ra kembali menjawab, "Ya". Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai Ibuku?" Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya". Husain kecil kembali bertanya: "Apakah engkau mencintaiku?" Ali menjawab, "Ya". Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?" Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah". Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.
Seorang sufi wanita terkenal dari Bahsrah, Rabi'ah Al- Adawiyah (w. 165H) ketika berziarah ke makam Rasul Saw. pernah mengatakan: "Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu tapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena telah penuh cintaku pada Allah Swt". Tentang cinta itu sendiri Rabiah mengajarkan bahwa cinta itu harus menutup dari segala hal kecuali yang dicintainya. Bukan berarti Rabiah tidak cinta kepada Rasul, tapi kata-kata yang bermakna simbolis ini mengandung arti bahwa cinta kepada Allah adalah bentuk integrasi dari semua bentuk cinta termasuk cinta kepada Rasul. Jadi mencintai Rasulullah Saw. sudah dihitung dalam mencintai Allah Swt. Seorang mukmin pecinta Allah pastilah mencintai apa apa yang di cintai-Nya pula. Rasulullah pernah berdoa: "Ya Allah karuniakan kepadaku kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diriku pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih aku cintai dari pada air yang dingin."
Selanjutnya Rabiah -yang sangat terpandang sebagai wali Allah karena kesalehannya- mengembangkan konsep cinta yang menurut hematnya harus mengikuti aspek kerelaan (ridha), kerinduan (syauq), dan keakraban (uns). Selain itu ia mengajarkan bahwa cinta kepada Tuhan harus mengesampingkan dari cinta-cinta yang lain dan harus bersih dari kepentingan pribadi (dis-interested). Cinta kepada Allah tidak boleh mengharapkan pahala atau untuk menghindarkan siksa, tetapi semata-mata berusaha melaksanakan kehendak Allah, dan melakukan apa yang bisa menyenangkan-Nya, sehingga Ia kita agungkan. Hanya kepada hamba yang mencintai-Nya dengan cara seperti itu, Allah akan menyibakkan diri-Nya dengan segala keindahannya yang sempurna. Rumusan cinta Rabiah dapat di simak dalam doa mistiknya: "Oh Tuhan, jika aku menyembahmu karena takut akan api neraka, maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembahmu karena berharap surga, maka campakanlah aku dari sana; Tapi jika aku menyembahmu karena Engkau semata, maka janganlah engkau sembunyikan keindahan-Mu yang abadi."
Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajad/level yang tinggi. "(Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya." (QS. 5: 54). Dalam tasawuf, setelah di raihnya maqam mahabbah ini tidak ada lagi maqam yang lain kecuali buah dari mahabbah itu sendiri. Pengantar-pengantar spiritual seperti sabar, taubat, zuhud, dan lain lain nantinya akan berujung pada mahabatullah (cinta kepada Allah).
Menurut Sang Hujjatul Islam ini kata mahabbah berasal dari kata hubb yang sebenarnya mempunyai asal kata habb yang mengandung arti biji atau inti. Sebagian sufi mengatakan bahwa hubb adalah awal sekaligus akhir dari sebuah perjalanan keberagamaan kita. Kadang kadang kita berbeda dalam menjalankan syariat karena mazhab/aliran. Cinta kepada Allah -yang merupakan inti ajaran tasawuf- adalah kekuatan yang bisa menyatukan perbedaan-perbedaan itu.
Bayazid Bustami sering mengatakan: "Cinta adalah melepaskan apa yang dimiliki seseorang kepada Kekasih (Allah) meskipun ia besar; dan menganggap besar apa yang di peroleh kekasih, meskipun itu sedikit." Kata-kata arif dari sufi pencetus doktrin fana' ini dapat kita artikan bahwa ciri-ciri seorang yang mencintai Allah pertama adalah rela berkorban sebesar apapun demi kekasih. Cinta memang identik dengan pengorbanan, bahkan dengan mengorbankan jiwa dan raga sekalipun. Hal ini sudah di buktikan oleh Nabi Muhammad Saw., waktu ditawari kedudukan mulia oleh pemuka Quraisy asalkan mau berhenti berdakwah. Dengan kobaran cintanya yang menyala-nyala pada Allah Swt., Rasulullah mengatakan kepada pamannya: "Wahai pamanku, demi Allah seandainya matahari mereka letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku berhenti meninggalkan tugasku ini, maka aku tidak mungkin meninggalkannya sampai agama Allah menang atau aku yang binasa". Ciri kedua dari pecinta adalah selalu bersyukur dan menerima terhadap apa- apa yang di berikan Allah. Bahkan ia akan selalu ridha terhadap Allah walaupun cobaan berat menimpanya.
Jiwa para pecinta rindu untuk berjumpa dan memandang wajah Allah yang Maha Agung.. "Orang orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka "'(QS. 2: 46). Tentang kerinduan para pecinta terhadap Allah Swt., sufi besar Jalaluddin Rumi menggambarkan dalam matsnawi sebagai kerinduan manusia pada pengalaman mistikal primordial di hari "alastu" sebagai kerinduan seruling untuk bersatu kembali pada rumpun bambu yang merupakan asal muasal ia tercipta. Hidup di dunia merupakan perpisahan yang sangat pilu bagi para pecinta, mereka rindu sekali kepada Rabbnya seperti seseorang yang merindukan kampung halamannya sendiri, yang merupakan asal-usulnya. Jiwa para pecinta selalu dipenuhi keinginan untuk melihat Allah Swt. dan itu merupakan cita-cita hidupnya. Menurut Al-Ghazali makhluk yang paling bahagia di akhirat adalah yang paling kuat kecintaannya kepada Allah Swt. Menurutnya, ar-ru'yah (melihat Allah).merupakan puncak kebaikan dan kesenangan. Bahkan kenikmatan surga tidak ada artinya dengan kenikmatan kenikmatan perjumpaan dengan Allah Swt. Meminta surga tanpa mengharap perjumpaan dengan-Nya merupakan tindakan "bodoh" dalam terminologi sufi dan mukmin pecinta.
"Shalat adalah mi'rajnya orang beriman" begitulah bunyi sabda Nabi Saw. untuk menisbatkan kualitas shalat bagi para pecinta. Shalat merupakan puncak pengalaman ruhani di mana ruh para pecinta akan naik ke sidratul muntaha, tempat tertinggi di mana Rasulullah di undang langsung untuk bertemu dengan-Nya. Seorang Aqwiya (orang-orang yang kuat kecintaannya pada Tuhan) akan menjalankan shalat sebagai media untuk melepaskan rindu mereka kepada Rabbnya, sehingga mereka senang sekali menjalankannya dan menanti-nanti saat shalat untuk waktu berikutnya, bukannya sebagai tugas atau kewajiban yang sifatnya memaksa. Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata: "Ada hamba yang beribadah kepada Allah karena ingin mendapatkan imbalan, itu ibadahnya kaum pedagang. Ada hamba yang beribadah karena takut siksaan, itu ibadahnya budak, dan ada sekelompok hamba yang beribadah karena cinta kepada Allah Swt, itulah ibadahnya orang mukmin". Seorang pecinta akan berhias wangi dan rapi dalam shalatnya, melebihi saat pertemuan dengan orang yang paling ia sukai sekalipun. Bahkan mereka kerap kali menangis dalam shalatnya. Kucuran air mata para pecinta itu merupakan bentuk ungkapan kerinduan dan kebahagiaan saat berjumpa dengan-Nya dalam sholatnya.
Mencintai Allah Swt. bisa di pelajari lewat tanda-tanda-Nya yang tersebar di seluruh ufuk alam semesta. Pada saat yang sama, pemahaman dan kecintaan kepada Allah ini kita manifestasikan ke bentuk yang lebih nyata dengan amal saleh dan akhlakul karimah yang berorientasi dalam segenap aspek kehidupan.
Ada sebuah cerita, seorang sufi besar bernama Abu Bein Azim terbangun di tengah malam. Kamarnya bermandikan cahaya. Di tengah tengah cahaya itu ia melihat sesosok makhluk, seorang Malaikat yang sedang memegang sebuah buku. Abu Bein bertanya: "Apa yang sedang anda kerjakan?" Aku sedang mencatat daftar pecinta Tuhan. Abu Bein ingin sekali namanya tercantum. Dengan cemas ia melongok daftar itu, tapi kemudian ia gigit jari, namanya tidak tercantum di situ. Ia pun bergumam: "Mungkin aku terlalu kotor untuk menjadi pecinta Tuhan, tapi sejak malam ini aku ingin menjadi pecinta manusia". Esok harinya ia terbangun lagi di tengah malam. Kamarnya terang benderang, malaikat yang bercahaya itu hadir lagi. Abu Bein terkejut karena namanya tercantum pada papan atas daftar pecinta Tuhan. Ia pun protes: "Aku bukan pecinta Tuhan, aku hanyalah pecinta manusia". Malaikat itu berkata: "Baru saja Tuhan berkata kepadaku bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Tuhan sebelum kamu mencintai sesama manusia".
Mencintai Allah bukan sebatas ibadah vertikal saja (mahdhah), tapi lebih dari itu ia meliputi segala hal termasuk muamalah. Keseimbangan antara hablun minallah dan hablun minannas ini pernah di tekankan oleh Nabi Saw. dalam sebuah hadits qudsi: "Aku tidak menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (khalil), melainkan karena ia memberi makan fakir miskin dan shalat ketika orang-orang terlelap tidur". Jadi cinta kepada Allah pun bisa diterjemahkan ke dalam cinta kemanusiaan yang lebih konkrit, misalnya bersikap dermawan dan memberi makan fakir miskin. Sikap dermawan inilah yang dalam sejarah telah di contohkan oleh Abu bakar, Abdurahman bin Auf, dan sebagainya. Bahkan karena cintanya yang besar kepada Allah mereka memberikan sebagian besar hartanya dan hanya menyisakan sedikit saja untuk dirinya. Mencintai Allah berarti menyayangi anak-anak yatim, membantu saudara saudara kita yang di timpa bencana, serta memberi sumbangan kepada kaum dhuafa dan orang lemah yang lain. Dalam hal ini Rasulullah Saw. pernah bersabda ketika ditanya sahabatnya tentang kekasih Allah (waliyullah). Jawab beliau: "Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, dengan ruh Allah, bukan atas dasar pertalian kerluarga antara sesama mereka dan tidak pula karena harta yang mereka saling beri." Menurut Nurcholish Madjid, yang di tekankan dalam sabda Nabi tersebut adalah perasaan cinta kasih antar sesama atas dasar ketulusan, semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Jumat, 03 Desember 2010
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.
Faktor eksternal:
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli
- Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
- Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."
Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.Jenis-jenis kenakalan remaja
- Penyalahgunaan narkoba
- Seks bebas
- Tawuran antara pelajar
Penyebab terjadinya kenakalan remaja
Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:- Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
- Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. - Teman sebaya yang kurang baik
- Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Tugas dan Peran Manusia
Kaum Muslimin Rahimakumullah!Manusia dgn makhluk Allah lainnya sangat berbeda apalagi manusia memiliki kelebihan-kelebihan yg tidak dimiliki oleh makhluk yg lain salah satunya manusia diciptakan dgn sebaik-baik bentuk penciptaan namun kemuliaan manusia bukan terletak pada penciptaannya yg baik tetapi tergantung pada; apakah dia bisa menjalankan tugas dan peran yg telah digariskan Allah atau tidak bila tidak maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka dgn segala kesengsaraannya. Allah SWT berfirman yg artinya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yg sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yg serendah-rendahnya kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka pahala yg tiada putus-putusnya.” . Paling kurang ada tiga tugas dan peran yg harus dimainkan oleh manusia dan sebagai seorang muslim kita bukan hanya harus mengetahuinya tetapi menjalankannya dalam kehidupan ini agar kehidupan umat manusia bisa berjalan dgn baik dan menyenangkan. Beribadah kepada Allah SWT Beribadah kepada Allah SWT merupakan tugas pokok bahkan satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia sehingga apa pun yg dilakukan oleh manusia dan sebagai apa pun dia seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya yg artinya “Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.” . Agar segala yg kita lakukan bisa dikategorikan ke dalam ibadah kepada Allah SWT paling tidak ada tiga kriteria yg harus kita penuhi. Pertama lakukan segala sesuatu dgn niat yg ikhlas krn Allah SWT. Keikhlasan merupakan salah satu kunci bagi diterimanya suatu amal oleh Allah SWT dan ini akan berdampak sangat positif bagi manusia yg melaksanakan suatu amal krn meskipun apa yg harus dilaksanakannya itu berat ia tidak merasakannya sebagai sesuatu yg berat apalagi amal yg memang sudah ringan. Sebaliknya tanpa keikhlasan amal yg ringan sekalipun akan terasa menjadi berat apalagi amal yg jelas-jelas berat utk dilaksanakan tentu akan menjadi amal yg terasa sangat berat utk mengamalkannya. Kedua lakukan segala sesuatu dgn cara yg benar bukan membenarkan segala cara sebagaimana yg telah digariskan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Manakala seorang muslim telah menjalankan segala sesuatu sesuai dgn ketentuan Allah SWT maka tidak ada penyimpangan-penyimpangan dalam kehidupan ini yg membuat perjalanan hidup manusia menjadi sesuatu yg menyenangkan. Ketiga adl lakukan segala sesuatu dgn tujuan mengharap ridha Allah SWT dan ini akan membuat manusia hanya punya satu kepentingan yakni ridha-Nya. Bila ini yg terjadi maka upaya menegakkan kebaikan dan kebenaran tidak akan menghadapi kesulitan terutama kesulitan dari dalam diri para penegaknya hal ini krn hambatan-hambatan itu seringkali terjadi krn manusia memiliki kepentingan-kepentingan lain yg justru bertentangan dgn ridha Allah SWT. Khalifah Allah di Muka Bumi Nilai-nilai dan segala ketentuan yg berasal dari Allah SWT harus ditegakkan dalam kehidupan di dunia ini. Untuk menegakkannya manusia diperankan oleh Allah SWT sebagai khalifah Allah di muka bumi ini utk menegakkan syariat-syariat-Nya Allah SWT berfirman yg artinya “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” . Untuk bisa menjalankan fungsi khalifah manusia harus menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan dan kemaslahatan ini merupakan perkara yg sangat mendasar utk bisa diterapkan. Tanpa kebenaran dan keadilan serta kebaikan dan kemaslahatan tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia bisa diwujudkan karenanya ini menjadi persyaratan utama bagi manusia utk menjalankan fungsi khalifah pada dirinya. Allah SWT berfirman yg artinya “Hai Daud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi maka berilah keputusan di antara manusia dgn adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu krn ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnyaorang-orang yg sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yg berat krn mereka melupakan hari perhitungan.” . Untuk bisa memperoleh kehidupan yg baik di dunia ini salah satu yg menjadi penopang utamanya adl penegakkan hukum secara adil sehingga siapa pun yg bersalah akan dikenai hukuman sesuai dgn tingkat kesalahannya karenanya hal ini merupakan sesuatu yg sangat ditekankan oleh Allah SWT kepada manusia sebagaimana terdapat dalam firman-Nya yg artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yg berhak menerimanya dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkannya dgn adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yg sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” . Mengingat keadilan begitu penting bagi upaya mewujudkan kehidupan yg baik keharusan berlaku adil tetap ditegakkan meskipun kepadaorang yg kita benci sehingga jangan sampai krn kebencian kita kepadanya keadilan yg semestinya ia ni’mati tidak bisa mereka peroleh. Manakala keadilan bisa ditegakkan maka masyarakat yg bertakwa kepada Allah SWT cepat atau lambat akan terwujud. Allah berfirman yg artinya “Hai orang-orang yg beriman hendaklah kamu jadi orang yg selalu menegakkan krn Allah menjadi saksi dgn adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu utk berlaku tidak adil. Berlaku adillah krn adil itu lbh dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.” . Membangun Peradaban Kehidupan dan martabat manusia sangat berbeda dgn binatang. Binatang tidak memiliki peradaban sehingga betapa rendah derajat binatang itu. Adapun manusia dicipta oleh Allah SWT utk membangun dan menegakkan peradaban yg mulia karenanya Allah SWT menetapkan manusia sebagai pemakmur bumi ini. Allah berfirman yg artinya “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan pemakmurnya.” . Untuk bisa membangun kehidupan yg beradab ada lima pondasi masyarakat beradab yg harus diwujudkan dan diperjuangan pelestariannya yaitu pertama nilai-nilai agama Islam yg datang dari Allah SWT kedua akal yg merupakan potensi besar utk berpikir dan merenungkan segala sesuatu. Ketiga harta yg harus dicari secara halal dan bukan menghalalkan segala cara. Keempat kehormatan manusia dgn akhlaknya yg mulia yg harus dijaga dan dilestarikan. Dan kelima keturunan atau nasab manusia yg harus jelas sehingga dalam masalah hubungan seksual misalnya manusia tidak akan melakukannya kepada sembarangorang . Manakala manusia tidak mampu membangun peradaban sebagaimana yg telah digariskan oleh Allah SWT maka martabat manusia akan menjadi lbh rendah dari binatang hal ini krn manusia bukan hanya memiliki potensi fisik yg sempurna dibanding binatang juga manusia punya botensi berpikir dan mendapat bimbingan berupa wahyu dari Allah SWT yg diturunkan kepada para Nabi. Dalam kaitan kemungkinan manusia menjadi lbh rendah atau lbh sesat dari binatang bahkan binatang ternak dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yg artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan utk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia mereka mempunyai hati tapi tidak dipergunakannya utk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya utk melihat dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya utk mendengar . Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lbh sesat lagi. Mereka itulahorang-orang yg lalai.” . Kaum mislimin yg berbahagia!Dari keterangan di atas menjadi jelas bagi kita bahwa kemuliaan manusia sangat tergantung pada apakah ia bisa menjalankan tugas dan perannya dgn baik atau tidak bila tidak maka kemuliaannya sebagai manusia akan jatuh ke derajat yg serendah-rendah dan ia akan kembali kepada Allah dgn kehinaan yg sangat memalukan dan di akhirat ia menjadi hamba Allah yg mengalami kerugiaan yg tidak terbayangkan. Oleh Drs. H. Ahmad Yani Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Dunia Menjadi Sempit
“Dunia Menjadi Sempit” ketegori Muslim. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Saya seorang ibu rumah tangga yang pernah sempat bekerja hampir dua tahun yang lalu tapi sampai sekarang masih menyesali keputusan untuk berhenti bekerja tersebut sehingga saya menjadi amat sangat minder dengan dunia luar. Saya juga merasa menjadi orang yang tidak berguna bagi keluarga kecil saya maupun orang tua saya, bahkan sampai detik ini ibu saya masih tidak pernah mau mengakui uang yang saya berikan untuknya adalah uang saya meskipun itu adalah jatah uang yang diberikan dari suami saya.
Beliau selalu hanya berterima kasih pada suami saya saja, bahkan cenderung memojokkan saya dengan obrolan mengenai kehebatan saudara-saudara saya yang bekerja. Bahkan beliau tidak pernah menanyakan kabar saya dan anak saya yang saya besarkan tanpa bantuan orang tua saya sedikitpun.
Hal itu menyebabkan saya menyesal dan cenderung ingin mati rasanya karana saya begitu bodoh. Saya jadi malas bertemu orang yang berasal dari masa lalu saya, saya juga malas bergaul dengan ibu-ibu di lingkungan saya karena mereka suka menggosip dan saling menyombongkan diri.
Sekarang setiap hari pekerjaan saya hanya memasak, mengurus anak, dan menekuni hobi saya menjahit yang tidak menghasilkan apa-apa bahkan cenderung menghabiskan uang. Apa yang harus saya lakukan? Atau pola pikir seperti apa yang dapat merubah apa yang saya rasakan sekarang? Dan bagaimana caranya untuk membangkitkan gairah hidup saya agar suami dan anak saya merasakan kasih dan sayang saya yang tulus bukan yang timbul karena terpaksa? Terima kasih sebelumnya ibu mau membaca curhat saya ini.
TN
Jawaban
Assalammu’alikum wr. wb.
Ibu TN yang penyabar,
Nampaknya ibu merasa tidak puas dan tidak bahagia dengan kehidupan yang ibu alami saat ini. Dan kelihatannya hal tersebut disebabkan karena ibu tidak dapat menikmati kehidupan yang ibu jalani sekarang dibandingkan kehidupan wanita yang bekerja. Perasaan tidak puas yang ibu rasakan tersebut tentu berpengaruh juga dalam ibu menjalani peran sebagai ibu dalam rumah tangga.
Penelitian membuktikan bahwa wanita yang paling tidak bahagia dan wanita yang tidak bahagianya berdampak paling besar pada anaknya, adalah wanita yang sebenarnya ingin bekerja tetapi terpaksa tinggal di rumah . Mengapa demikian? Karena depresi dari rasa tertekan ibu yang terpaksa harus di rumah membuat anak merasa tidak nyaman berdekatan dengan ibunya.
Namun inti permasalahannya sebenarnya bukan sekedar ibu bekerja atau sekedar jadi ibu rumah tangga, tapi apakah ibu menikmati peranan dan kehidupan yang dijalani. Karena itu saran saya, nikmatilah pilihan yang sudah ibu putuskan. Jika ibu jenuh dengan aktifitas rumah tangga dan tidak puas dengan lingkungan yang tidak intelek, maka carilah kegiatan ataupun lingkungan pergaulan yang dapat memenuhi kebutuhan ibu tersebut. Salah satu hal mengapa ibu yang bekerja dapat mengatasi stresnya dalam kehidupan rumah tangga, karena ia punya aktifitas lain yang dapat mengalihkan pikirannya dari fokus pada rasa tertekan.
Oleh karenanya, Bu, jangan berhenti mengembangkan diri serta wawasan. Dengan pengembangan diri dan wawasan maka ibu akan menjadi ibu rumah tangga plus, artinya meski berstatus ibu rumah tangga namun tetap luas cakrawala berpikirnya. Banyak sekali ibu rumah tangga yang tetap dapat mempertahankan eksistensi maupun harga dirinya karena memiliki wawasan dan ketrampilan yang tak berbeda dengan ibu yang bekerja.
Dengan penambahan wawasan dan pergaulan, hobi ibu dalam menjahitpun dapat diasah sehingga meski saat ini belum menghasilkan namun mungkin satu saat akan terbuka peluang bagi ibu untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan dari hobi tersebut. Jadi dari sekarang rubahlah cara pandang ibu sebagai ibu rumah tangga yang merasa dunianya sempit, tapi bukalah pikiran untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti, karena hanya pikiran yang jernihlah yang dapat menghasilkan karya. Wallahu’alambishshawab.
Saya seorang ibu rumah tangga yang pernah sempat bekerja hampir dua tahun yang lalu tapi sampai sekarang masih menyesali keputusan untuk berhenti bekerja tersebut sehingga saya menjadi amat sangat minder dengan dunia luar. Saya juga merasa menjadi orang yang tidak berguna bagi keluarga kecil saya maupun orang tua saya, bahkan sampai detik ini ibu saya masih tidak pernah mau mengakui uang yang saya berikan untuknya adalah uang saya meskipun itu adalah jatah uang yang diberikan dari suami saya.
Beliau selalu hanya berterima kasih pada suami saya saja, bahkan cenderung memojokkan saya dengan obrolan mengenai kehebatan saudara-saudara saya yang bekerja. Bahkan beliau tidak pernah menanyakan kabar saya dan anak saya yang saya besarkan tanpa bantuan orang tua saya sedikitpun.
Hal itu menyebabkan saya menyesal dan cenderung ingin mati rasanya karana saya begitu bodoh. Saya jadi malas bertemu orang yang berasal dari masa lalu saya, saya juga malas bergaul dengan ibu-ibu di lingkungan saya karena mereka suka menggosip dan saling menyombongkan diri.
Sekarang setiap hari pekerjaan saya hanya memasak, mengurus anak, dan menekuni hobi saya menjahit yang tidak menghasilkan apa-apa bahkan cenderung menghabiskan uang. Apa yang harus saya lakukan? Atau pola pikir seperti apa yang dapat merubah apa yang saya rasakan sekarang? Dan bagaimana caranya untuk membangkitkan gairah hidup saya agar suami dan anak saya merasakan kasih dan sayang saya yang tulus bukan yang timbul karena terpaksa? Terima kasih sebelumnya ibu mau membaca curhat saya ini.
TN
Jawaban
Assalammu’alikum wr. wb.
Ibu TN yang penyabar,
Nampaknya ibu merasa tidak puas dan tidak bahagia dengan kehidupan yang ibu alami saat ini. Dan kelihatannya hal tersebut disebabkan karena ibu tidak dapat menikmati kehidupan yang ibu jalani sekarang dibandingkan kehidupan wanita yang bekerja. Perasaan tidak puas yang ibu rasakan tersebut tentu berpengaruh juga dalam ibu menjalani peran sebagai ibu dalam rumah tangga.
Penelitian membuktikan bahwa wanita yang paling tidak bahagia dan wanita yang tidak bahagianya berdampak paling besar pada anaknya, adalah wanita yang sebenarnya ingin bekerja tetapi terpaksa tinggal di rumah . Mengapa demikian? Karena depresi dari rasa tertekan ibu yang terpaksa harus di rumah membuat anak merasa tidak nyaman berdekatan dengan ibunya.
Namun inti permasalahannya sebenarnya bukan sekedar ibu bekerja atau sekedar jadi ibu rumah tangga, tapi apakah ibu menikmati peranan dan kehidupan yang dijalani. Karena itu saran saya, nikmatilah pilihan yang sudah ibu putuskan. Jika ibu jenuh dengan aktifitas rumah tangga dan tidak puas dengan lingkungan yang tidak intelek, maka carilah kegiatan ataupun lingkungan pergaulan yang dapat memenuhi kebutuhan ibu tersebut. Salah satu hal mengapa ibu yang bekerja dapat mengatasi stresnya dalam kehidupan rumah tangga, karena ia punya aktifitas lain yang dapat mengalihkan pikirannya dari fokus pada rasa tertekan.
Oleh karenanya, Bu, jangan berhenti mengembangkan diri serta wawasan. Dengan pengembangan diri dan wawasan maka ibu akan menjadi ibu rumah tangga plus, artinya meski berstatus ibu rumah tangga namun tetap luas cakrawala berpikirnya. Banyak sekali ibu rumah tangga yang tetap dapat mempertahankan eksistensi maupun harga dirinya karena memiliki wawasan dan ketrampilan yang tak berbeda dengan ibu yang bekerja.
Dengan penambahan wawasan dan pergaulan, hobi ibu dalam menjahitpun dapat diasah sehingga meski saat ini belum menghasilkan namun mungkin satu saat akan terbuka peluang bagi ibu untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan dari hobi tersebut. Jadi dari sekarang rubahlah cara pandang ibu sebagai ibu rumah tangga yang merasa dunianya sempit, tapi bukalah pikiran untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti, karena hanya pikiran yang jernihlah yang dapat menghasilkan karya. Wallahu’alambishshawab.
Kematian Sebagai Peringatan
Al Ustadz Muhammad Umar As SewedMakna KehidupanBanyak manusia yg tidak memahami arti kehidupan. Mereka hanya berlomba-lomba utk mendapatkan kesenangan-kesenangan hidup duniawi. Slogan-slogan mereka adl memuaskan hawa nafsunya Yang Penting Puas . Prinsip dan misi mereka adl bagaimana mereka dapat meni’mati kehidupan seakan-akan mereka tumbuh dari biji-bijian kemudian menguning dan mati tanpa ada kebangkitan perhitungan dan hisab.Milik siapakah mereka? Apakah mereka tercipta begitu saja? Ataukah mereka yg menciptakan diri mereka sendiri?أَمْ خُلِقُوْا مِنْ غَيْرِ شَيْئٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُوْنَ؟Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka yg menciptakan? Allah menciptakan kita memberikan kepada kita kehidupan adl utk suatu tujuan dan tidak sia-sia:أَيَحْسَبُ اْلإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًىApakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan sia-sia? Berkata Imam Syafi’i : Makna sia-sia adl tanpa ada perintah tanpa ada larangan. {Tafsirul Qur`anil ‘Azhim Ibnu Katsir jilid 4 cet. Maktabah Darus Salam 1413 H hal. 478}Jadi manusia hidup tidak sia-sia mereka memiliki aturan hukum-hukum syariat perintah dan larangan tidak bebas begitu saja apa yg dia suka dia lakukan apa yg dia tidak suka dia tinggalkan.Hidup dan Mati Adalah UjianSetiap yg hidup pasti akan merasakan kematian. Allah jalla jalaaluh menjadikan kehidupan dan kematian sebagai ujian. Siapa di antara manusia yg terbaik amalannya?الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلَُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً yg menjadikan mati dan hidup agar Dia menguji kamu siapa di antara kamu yg lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Fudhail bin Iyadh berkata: Amalan yg paling baik adl yg paling ikhlas dan yg paling sesuai dgn sunnah . {Iqadhul Himam al-muntaqa min Jami’il Ulum wal Hikam Syaikh Salim ‘Ied al-Hilali hal. 35}Kita hidup di dunia adl utk diuji siapa yg paling ikhlas amalannya hanya murni utk Allah semata dan siapa yg paling sesuai dgn sunnah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.Oleh krn itu kita perlu memperhatikan apa makna kehidupan dan apa makna kematian?Saudaraku-saudaraku kaum muslimin sesungguhnya Allah menciptakan kita adl utk satu tugas yg mulia yaitu beribadah hanya kepada-Nya. Allah turunkan kitab-kitabnya Allah mengutus rasul-rasul?Nya adl utk misi ini.وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَDan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali utk beribadah kepada-Ku. {adz-Dzariyat: 56}Sehingga hidup kita ini tidaklah sia-sia melainkan kehidupan sementara yg sarat akan makna dan kelak akan ditanya tentang apa yg kita perbuat di dunia ini.Kehidupan di dunia hanya sementaraIngatlah kehidupan ini hanya sebentar. Pada saatnya nanti kita akan memasuki alam kubur sampai datangnya hari kebangkitan. Lalu kita akan dikumpulkan di padang mahsyar setelah itu kita menghadapi hari perhitungan . Dan kita akan menerima keputusan dari Allah apakah kita akan bahagia dalam surga ataukah akan sengsara dalam neraka.Kehidupan setelah mati ini merupakan kehidupan panjang yg tidak terhingga. Kehidupan ini disebutkan dalam al-Qur`an dgn istilah خالدين فيها atau dgn أبدا {selama- lamanya} atau dgn istilah لا ينقطع .Sehari dalam kehidupan akhirat adl lima puluh ribu tahun kehidupan di dunia. Maka kita bisa lihat betapa pendeknya kehidupan manusia yg tidak ada sepersekian puluh ribu dari hari kehidupan akhirat. Berapa umur manusia yg terpanjang dan berapa yg sudah kita jalani? Itu pun kalau kita anggap umur yg terpanjang sedangkan ajal kita tidak tahu mungkin esok atau lusa.Oleh krn itu seorang yg berakal sehat akan lbh mementingkan kehidupan yg panjang ini. Seorang yg cerdas akan menjadikan kehidupan dunia sebagai kesempatan utk meraih kebahagiaan hidup di akhirat yg abadi.وَابْتَغِ فِيْمَآ ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَاDan carilah dgn apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi.. Namun kebanyakan manusia lalai dari peringatan Allah di atas. Mereka lbh mementingkan keni’matan dunia yg hanya sesaat dan lupa terhadap kehidupan akhirat yg kekal.بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَاْلأَخرَاةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىTetapi kalian memilih kehidupan duniawi padahal kehidupan akhirat adl lbh baik dan lbh kekal. Allah hanya meminta kepada kita dalam kehidupan yg pendek ini utk beribadah kepada-Nya semata dgn cara yg diajarkan oleh Rasul-Nya. Hanya itu. Kemudian Allah akan berikan kepada kita kebaikan yg besar di kehidupan yg panjang yaitu kehidupan akhiratKematian adl pastiAlangkah bodohnya kalau kita lbh mementingkan kesenangan sesaat dgn melupakan kehidupan abadi di akhirat nanti. Alangkah bodohnya manusia yg membuang kesempatan kehidupannya di dunia hingga kematian menjemputnya. Padahal Allah selalu memperingatkan dalam berbagai ayat-Nya bahwa kematian pasti akan datang dan tak tentu waktunya. Jika ia datang tidak akan bisa dimajukan dan dimundurkan. Allah ‘azza wa jalla berfirman:لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَTiap-tiap umat memiliki ajal ; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. {al-A’raaf: 34}كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِTiap-tiap yg mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Untuk itu Allah dan rasul-Nya memberikan wasiat kepada kita agar jangan sampai mati kecuali dalam keadaan muslim .يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَHai orang-orang yg beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dgn sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah kalian mati melainkan kalian mati dalam keadaan Islam. {Ali Imran: 102}Dengan demikian berarti kita harus selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita sehingga ketika datang kematian kita dalam keadaan Islam.Ibnu Katsir berkata: Beribadah kepada Allah adl dgn taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Inilah agama Islam krn makna Islam adl pasrah dan menyerah diri kepada Allah.. yg tentunya mengandung setinggi-tingginya keterikatan perendahan diri dan ketundukan . Yakni kita diperintahkan utk pasrah dan menyerah kepada Allah. Diri kita dan seluruh anggota badan kita adalah milik Allah maka serahkanlah kepada-Nya. Ya Allah kami hamba-Mu milik-Mu Engkau yg menciptakan kami dan memberikan segala kebutuhan kami. Kami menyerahkan diri kami kepada-Mu kami pasrah dan menyerah utk diatur dihukumi diperintah dan dilarang. Kami taat tunduk patuh krn kami adl milikmu. Inilah makna Islam sebagaimana terkandung secara makna dalam sayyidul istighfar:أََللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا سْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.Ya Allah Engkau adl Rabb-ku tidak ada ilah kecuali Engkau Engkau yang menciptakanku dan aku adl hamba-Mu. Aku di atas janjiku kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yg aku perbuat. Aku mengakui untuk-Mu dgn keni’matan-Mu atasku. Dan aku mengakui dosa-dosaku terhadap-Mu maka ampunilah aku.
Karena sesungguhnya tidak ada yg mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. {HR. Bukhari juz 7/150}Tidaklah seseorang meminta ampun kepada Allah dgn doa ini kecuali akan diampuni.Dengan ikrar dan pernyataan kita tersebut kita sadar bahwa semua anggota badan kita adl milik Allah. Untuk itu harus digunakan sesuai dgn kehendak pemiliknya. Kita harus menggunakan tangan kita sesuai dgn kehendak Allah. Kita harus menggunakan kaki kita untuk berjalan di jalan yg diridhai Allah. Mata lisan dan telinga kita harus dipakai pada apa yang dibolehkan oleh Allah krn pada hakekatnya semua itu milik Allah.Siapakah yg lbh jahat dari orang yg menggunakan sesuatu milik Allah utk menentang Allah? Sungguh semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan akan ditanyakan langsung pada anggota badan tersebut. Mereka akan menjawab dengan jujur di hadapan Allah utk apa mereka digunakan.وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاًDan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Kematian sebagai peringatanAyat-ayat dalam alQur`an yg menceritakan tentang kematian terlalu banyak. Dan tidak ada seorang pun yg mengingkari akan terjadinya kematian ini. Namun mengapa kebanyakan mereka tidak menjadikan kematian sebagai peringatan agar bersiap-siap menuju kehidupan abadi dgn kebahagiaan di dalam surga. Sesungguhnya manusia yg paling bodoh adl manusia yg tidak dapat menjadikan kematian sebagai peringatan. Dikatakan dalam sebuah nasehat:مَنْ أَرَادَ وَلِيًّا فاللهُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ قُدْوَةً فَالرَّسُوْلُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ هُدًى فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ مَوْعِظَةً فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِوَمَنْ لاَ يَكْفِيْهِ ذَلِكَ فَالنَّارُ يَكْفِيْهِBarangsiapa yg menginginkan pelindung maka Allah cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan teladan maka Rasulullah cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan pedoman hidup maka al-Qur`an cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya.Dan barangsiapa tidak cukup dgn semua itu maka neraka cukup baginya.Saat ini wahai kaum muslimin kita masih mempunyai peluang dan kesempatan maka sekarang juga kita harus memanfaatkan dgn sebaik-baiknya utk taat kepada rabb kita. Waktu ini bagaikan pedang jika kita tidak mengisinya maka ia akan menikam kita. Sebagaimana dikatakan oleh para salaf:اَلْوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تُقَطِّعْهُ قَطَّعْكَ.Waktu itu bagaikan pedang jika engkau tidak memutusnya maka dia yg akan memutusmu .Jika ia tidak cepat dimanfaatkan dia akan membunuh kesempatan kita.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌُ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.Dua keni’matan yg kebanyakan manusia lalai daripadanya: ni’mat kesehatan dan ni’mat kesempatan. Kesempatan adl suatu keni’matan besar yg Allah berikan kepada manusia. Namun sayang kebanyakan manusia lalai daripadanya dan tidak menggunakan keni’matan tersebut untuk taat kepada Allah hingga kesempatan itu hilang dgn datangnya kematian.{Dikutip dari buletin Manhaj Salaf Edisi: 55/Th. II tgl 21 Shafar 1426 H penulis Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed}
Karena sesungguhnya tidak ada yg mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. {HR. Bukhari juz 7/150}Tidaklah seseorang meminta ampun kepada Allah dgn doa ini kecuali akan diampuni.Dengan ikrar dan pernyataan kita tersebut kita sadar bahwa semua anggota badan kita adl milik Allah. Untuk itu harus digunakan sesuai dgn kehendak pemiliknya. Kita harus menggunakan tangan kita sesuai dgn kehendak Allah. Kita harus menggunakan kaki kita untuk berjalan di jalan yg diridhai Allah. Mata lisan dan telinga kita harus dipakai pada apa yang dibolehkan oleh Allah krn pada hakekatnya semua itu milik Allah.Siapakah yg lbh jahat dari orang yg menggunakan sesuatu milik Allah utk menentang Allah? Sungguh semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan akan ditanyakan langsung pada anggota badan tersebut. Mereka akan menjawab dengan jujur di hadapan Allah utk apa mereka digunakan.وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاًDan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Kematian sebagai peringatanAyat-ayat dalam alQur`an yg menceritakan tentang kematian terlalu banyak. Dan tidak ada seorang pun yg mengingkari akan terjadinya kematian ini. Namun mengapa kebanyakan mereka tidak menjadikan kematian sebagai peringatan agar bersiap-siap menuju kehidupan abadi dgn kebahagiaan di dalam surga. Sesungguhnya manusia yg paling bodoh adl manusia yg tidak dapat menjadikan kematian sebagai peringatan. Dikatakan dalam sebuah nasehat:مَنْ أَرَادَ وَلِيًّا فاللهُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ قُدْوَةً فَالرَّسُوْلُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ هُدًى فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِوَمَنْ أَرَادَ مَوْعِظَةً فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِوَمَنْ لاَ يَكْفِيْهِ ذَلِكَ فَالنَّارُ يَكْفِيْهِBarangsiapa yg menginginkan pelindung maka Allah cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan teladan maka Rasulullah cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan pedoman hidup maka al-Qur`an cukup baginya.Barangsiapa yg menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya.Dan barangsiapa tidak cukup dgn semua itu maka neraka cukup baginya.Saat ini wahai kaum muslimin kita masih mempunyai peluang dan kesempatan maka sekarang juga kita harus memanfaatkan dgn sebaik-baiknya utk taat kepada rabb kita. Waktu ini bagaikan pedang jika kita tidak mengisinya maka ia akan menikam kita. Sebagaimana dikatakan oleh para salaf:اَلْوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تُقَطِّعْهُ قَطَّعْكَ.Waktu itu bagaikan pedang jika engkau tidak memutusnya maka dia yg akan memutusmu .Jika ia tidak cepat dimanfaatkan dia akan membunuh kesempatan kita.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌُ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.Dua keni’matan yg kebanyakan manusia lalai daripadanya: ni’mat kesehatan dan ni’mat kesempatan. Kesempatan adl suatu keni’matan besar yg Allah berikan kepada manusia. Namun sayang kebanyakan manusia lalai daripadanya dan tidak menggunakan keni’matan tersebut untuk taat kepada Allah hingga kesempatan itu hilang dgn datangnya kematian.{Dikutip dari buletin Manhaj Salaf Edisi: 55/Th. II tgl 21 Shafar 1426 H penulis Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed}
Kegembiraan Menyambut Kelahiran
Kegembiraan Menyambut Kelahiran
penulis Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Anisah Bintu ‘Imran
Sakinah Permata Hati 24 - Desember - 2006 08:34:38
Usai sudah penantian panjang nan melelahkan. Harapan dan kecemasan akhir tergantikan sukacita saat buah hati telah lahir. Ucapan selamat pun mengalir mengiringi kebahagiaan.
Sebagaimana lazim kehadiran anak selalu dinanti-nantikan oleh ayah ibu bahkan seluruh keluarganya. Tatkala si bayi lahir berduyun-duyun orang dgn segala bentuk ungkapan turut bersuka cita dan pernyataan kegembiraan.
Namun syariat Islam adl syariat yg sempurna. dlm hal ini pun didapati pengajaran yg berharga hingga perlu kira disimak kembali apa yg ada dlm syariat ini serta tuntunan salafush shalih berkenaan dgn ungkapan kegembiraan saat lahir seorang anak.
Menyampaikan Bisyarah utk Seseorang yg Lahir Anaknya
Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm Kitab-Nya yg mulia menyebutkan bisyarah akan lahir seorang anak dlm banyak peristiwa. Hal ini sebagai pengajaran kepada kaum muslimin utk melaksanakan kebiasaan ini. Karena bisyarah memiliki pengaruh yg amat penting dlm menanamkan kerukunan dan rasa saling cinta di hati kaum muslimin.
Tentang kelahiran anak keturunan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam Allah Subhanahu wa Ta’alamengisahkan dgn kedatangan para malaikat yg menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيْمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلاَمًا قَالَ سَلاَمٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ. فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لاَ تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً قَالُوا لاَ تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوْطٍ. وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوْبَ
“Dan sesungguh utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dgn membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan ‘Salaam’ Ibrahim menjawab ‘Salaam’. mk tdk lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yg dipanggang. mk ketika tangan mereka tdk menjamah Ibrahim pun memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata ‘Jangan merasa takut sesungguh kami adl malaikat-malaikat yg diutus kepada kaum Luth. Dan istri berdiri di balik tirai lalu dia tersenyum. mk Kami sampaikan kepada kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan dari Ishaq akan lahir putra Ya’qub.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ عَلِيْمٍ
“Dan Kami beri dia kabar gembira kepada dgn kelahiran seorang anak yg alim.”
Dalam ayat yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang kabar gembira atas kelahiran Nabiyullah Isma’il ‘alaihissalam sebagai jawaban atas permohonan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi seorang anak yg shalih:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ
“Maka Kami beri dia kabar gembira dgn kelahiran seorang anak yg amat sabar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kelahiran Nabiyullah Yahya ‘alaihissalam yg dikaruniakan kepada Nabiyullah Zakariya ‘alaihissalam:
فَنَادَتْهُ الْمَلاَئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِى الْمِحْرَابِ أَنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى
“Kemudian malaikat memanggil Zakariya sementara dia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab ‘Sesungguh Allah memberi kabar gembira padamu dgn kelahiran Yahya….”
Dalam ayat yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula:
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلاَمٍ اسْمُهُ يَحْيَى
“Wahai Zakariya sesungguh Kami memberimu kabar gembira dgn lahir seorang anak yg bernama Yahya.”
Demikianlah. Karena bisyarah itu bisa menggembirakan dan menyenangkan seorang hamba mk disenangi bila seorang muslim bersegera utk menyenangkan hati saudara dan menyampaikan sesuatu yg dapat menggembirakannya.
Disyariatkan pula seorang yg diberi kabar gembira memberikan hadiah kepada orang yg menyampaikan kabar gembira. Sebagaimana Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu memberikan hadiah rida‘- kepada orang yg menyampaikan kabar gembira kepada bahwa taubat diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kisah ini tersebut dlm Ash-Shahihain. Hal ini dilakukan krn kegembiraan yg besar dgn ada kabar baik tersebut.
Ucapan Tahni`ah ketika Lahir Seorang Anak
Apabila seseorang terluput dari kesempatan menyampaikan bisyarah pada saudara yg lahir anak mk disenangi jika dia menyampaikan tahni`ah kepada saudara itu. Perbedaan antara bisyarah dan tahni`ah bisyarah adl menyampaikan pada seseorang tentang sesuatu yg menggembirakan sementara tahni`ah adl menyampaikan doa kebaikan setelah dia mengetahui kabar gembira tersebut.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa tdk sepantas seseorang hanya mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 dan tdk mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak perempuan. Bahkan selayak dia mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 maupun perempuan atau meninggalkan tahni`ah sama sekali agar terlepas dari kejelekan jahiliyah. Karena kebanyakan orang jahiliyah mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 dan kematian anak perempuan namun tdk mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak perempuan.
Sementara mengenai ucapan tahni`ah itu sendiri tdk ada ketentuan dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang ada hanya atsar yg diriwayatkan dari para tabi’in di antara dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ketika seseorang berta kepada beliau tentang ucapan tahni`ah. Beliau pun mengatakan: “Katakanlah:
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Semoga Allah menjadikan sebagai berkah bagimu dan bagi umat Muhammad.”
Demikian pula Hammad bin Zaid mengatakan bahwa Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah apabila mengucapkan tahni`ah kepada seseorang atas kelahiran anak beliau mengatakan:
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Semoga Allah menjadikan sebagai berkah bagimu dan bagi umat Muhammad.”
Abu Bakr Ibnul Mundzir di dlm Al-Ausath mengatakan: “Diriwayatkan pula dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ada seseorang datang menemui beliau sementara itu di sisi beliau ada seorang yg baru lahir anaknya. Orang itu pun berkata: ‘Selamat atas lahir seorang penunggang kuda.’ Mendengar ucapan itu Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Engkau tdk tahu yg dilahirkan itu seorang penunggang kuda atau penunggang keledai!’
‘Lalu apa yg harus kami ucapkan?’ ta orang tadi. Kata beliau: ‘Katakanlah:
بُوْرِكَ فِي الْمَوْهُوْبِ، شَكَرْتَ الْوَاهِبَ، وَبَلَغَ أَشُدَّهُ، وَرُزِقْتَ بِرَّهُ
“Semoga engkau diberkahi dgn anak yg baru lahir ini dan engkau bersyukur pada Dzat yg memberikan anak ini. Semoga dia mencapai kedewasaan dan engkau diberikan rizki berupa bakti .”
Atsar-atsar semisal ini jauh lbh baik daripada ucapan-ucapan yg banyak digunakan pada masa sekarang ini yg tdk mendapatkan bimbingan ahlul ilmi. Namun di sisi lain kita tidaklah mengharuskan ucapan tahni`ah sebagaimana bila ada hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hal ini. Kita tdk pula menjadikan ucapan tahni`ah berkedudukan seperti hal dzikir-dzikir yg jelas ada dlm As-Sunnah. Sehingga tdk mengapa bila ada yg mengucapkan tahni`ah ini dan tdk mengapa pula bila meninggalkan .
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
penulis Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Anisah Bintu ‘Imran
Sakinah Permata Hati 24 - Desember - 2006 08:34:38
Usai sudah penantian panjang nan melelahkan. Harapan dan kecemasan akhir tergantikan sukacita saat buah hati telah lahir. Ucapan selamat pun mengalir mengiringi kebahagiaan.
Sebagaimana lazim kehadiran anak selalu dinanti-nantikan oleh ayah ibu bahkan seluruh keluarganya. Tatkala si bayi lahir berduyun-duyun orang dgn segala bentuk ungkapan turut bersuka cita dan pernyataan kegembiraan.
Namun syariat Islam adl syariat yg sempurna. dlm hal ini pun didapati pengajaran yg berharga hingga perlu kira disimak kembali apa yg ada dlm syariat ini serta tuntunan salafush shalih berkenaan dgn ungkapan kegembiraan saat lahir seorang anak.
Menyampaikan Bisyarah utk Seseorang yg Lahir Anaknya
Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm Kitab-Nya yg mulia menyebutkan bisyarah akan lahir seorang anak dlm banyak peristiwa. Hal ini sebagai pengajaran kepada kaum muslimin utk melaksanakan kebiasaan ini. Karena bisyarah memiliki pengaruh yg amat penting dlm menanamkan kerukunan dan rasa saling cinta di hati kaum muslimin.
Tentang kelahiran anak keturunan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam Allah Subhanahu wa Ta’alamengisahkan dgn kedatangan para malaikat yg menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيْمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلاَمًا قَالَ سَلاَمٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ. فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لاَ تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً قَالُوا لاَ تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوْطٍ. وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوْبَ
“Dan sesungguh utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dgn membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan ‘Salaam’ Ibrahim menjawab ‘Salaam’. mk tdk lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yg dipanggang. mk ketika tangan mereka tdk menjamah Ibrahim pun memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata ‘Jangan merasa takut sesungguh kami adl malaikat-malaikat yg diutus kepada kaum Luth. Dan istri berdiri di balik tirai lalu dia tersenyum. mk Kami sampaikan kepada kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan dari Ishaq akan lahir putra Ya’qub.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ عَلِيْمٍ
“Dan Kami beri dia kabar gembira kepada dgn kelahiran seorang anak yg alim.”
Dalam ayat yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang kabar gembira atas kelahiran Nabiyullah Isma’il ‘alaihissalam sebagai jawaban atas permohonan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi seorang anak yg shalih:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ
“Maka Kami beri dia kabar gembira dgn kelahiran seorang anak yg amat sabar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kelahiran Nabiyullah Yahya ‘alaihissalam yg dikaruniakan kepada Nabiyullah Zakariya ‘alaihissalam:
فَنَادَتْهُ الْمَلاَئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِى الْمِحْرَابِ أَنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى
“Kemudian malaikat memanggil Zakariya sementara dia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab ‘Sesungguh Allah memberi kabar gembira padamu dgn kelahiran Yahya….”
Dalam ayat yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula:
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلاَمٍ اسْمُهُ يَحْيَى
“Wahai Zakariya sesungguh Kami memberimu kabar gembira dgn lahir seorang anak yg bernama Yahya.”
Demikianlah. Karena bisyarah itu bisa menggembirakan dan menyenangkan seorang hamba mk disenangi bila seorang muslim bersegera utk menyenangkan hati saudara dan menyampaikan sesuatu yg dapat menggembirakannya.
Disyariatkan pula seorang yg diberi kabar gembira memberikan hadiah kepada orang yg menyampaikan kabar gembira. Sebagaimana Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu memberikan hadiah rida‘- kepada orang yg menyampaikan kabar gembira kepada bahwa taubat diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kisah ini tersebut dlm Ash-Shahihain. Hal ini dilakukan krn kegembiraan yg besar dgn ada kabar baik tersebut.
Ucapan Tahni`ah ketika Lahir Seorang Anak
Apabila seseorang terluput dari kesempatan menyampaikan bisyarah pada saudara yg lahir anak mk disenangi jika dia menyampaikan tahni`ah kepada saudara itu. Perbedaan antara bisyarah dan tahni`ah bisyarah adl menyampaikan pada seseorang tentang sesuatu yg menggembirakan sementara tahni`ah adl menyampaikan doa kebaikan setelah dia mengetahui kabar gembira tersebut.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa tdk sepantas seseorang hanya mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 dan tdk mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak perempuan. Bahkan selayak dia mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 maupun perempuan atau meninggalkan tahni`ah sama sekali agar terlepas dari kejelekan jahiliyah. Karena kebanyakan orang jahiliyah mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 dan kematian anak perempuan namun tdk mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak perempuan.
Sementara mengenai ucapan tahni`ah itu sendiri tdk ada ketentuan dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang ada hanya atsar yg diriwayatkan dari para tabi’in di antara dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ketika seseorang berta kepada beliau tentang ucapan tahni`ah. Beliau pun mengatakan: “Katakanlah:
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Semoga Allah menjadikan sebagai berkah bagimu dan bagi umat Muhammad.”
Demikian pula Hammad bin Zaid mengatakan bahwa Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah apabila mengucapkan tahni`ah kepada seseorang atas kelahiran anak beliau mengatakan:
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Semoga Allah menjadikan sebagai berkah bagimu dan bagi umat Muhammad.”
Abu Bakr Ibnul Mundzir di dlm Al-Ausath mengatakan: “Diriwayatkan pula dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ada seseorang datang menemui beliau sementara itu di sisi beliau ada seorang yg baru lahir anaknya. Orang itu pun berkata: ‘Selamat atas lahir seorang penunggang kuda.’ Mendengar ucapan itu Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Engkau tdk tahu yg dilahirkan itu seorang penunggang kuda atau penunggang keledai!’
‘Lalu apa yg harus kami ucapkan?’ ta orang tadi. Kata beliau: ‘Katakanlah:
بُوْرِكَ فِي الْمَوْهُوْبِ، شَكَرْتَ الْوَاهِبَ، وَبَلَغَ أَشُدَّهُ، وَرُزِقْتَ بِرَّهُ
“Semoga engkau diberkahi dgn anak yg baru lahir ini dan engkau bersyukur pada Dzat yg memberikan anak ini. Semoga dia mencapai kedewasaan dan engkau diberikan rizki berupa bakti .”
Atsar-atsar semisal ini jauh lbh baik daripada ucapan-ucapan yg banyak digunakan pada masa sekarang ini yg tdk mendapatkan bimbingan ahlul ilmi. Namun di sisi lain kita tidaklah mengharuskan ucapan tahni`ah sebagaimana bila ada hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hal ini. Kita tdk pula menjadikan ucapan tahni`ah berkedudukan seperti hal dzikir-dzikir yg jelas ada dlm As-Sunnah. Sehingga tdk mengapa bila ada yg mengucapkan tahni`ah ini dan tdk mengapa pula bila meninggalkan .
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
Tali Persaudaraan Antar Muslim
Tali Persaudaraan Antara Muslim
Surah As-Syura(42):45
Surah:. Asy Syuura (42) Ayat: 45 |
وَتَرَاهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنظُرُونَ مِن طَرْفٍ خَفِيٍّ وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ مُّقِيمٍ |
42.45. Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat [1347]. Ingatlah, sesungguhnya orang- orang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal. [1347] Yang dimaksud dengan "kehilangan diri dan keluarga" ialah tidak merasakan kenikmatan hidup abadi karena disiksa. |
Ukhuwah Islamiyah
Babak baru Islam telah terbentuk, ukhuwah (persaudaraan) antar Muslim satu dan lainnya adalah sendi paling pokok dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh, yaitu Islam yang menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam yang membentangkan kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat manusia, Islam yang memberikan rasa damai bagi pemelukknya, bagi saudara seiman, bagi saudara sedarah dan sedaging, bagi saudara satu negara, dan bagi umat manusia, siapapun dia, apapun mereka. Allah menurunkan Islam sebagai 'hudan linnaas', petunjuk bagi umat manusia. Sebagai petunjuk, Islam menciptakan alam baru pemikiran dan keyakinan manusia yang tidak lagi hanya tersekat pada batas-batas wilayah dan garis kekeluargaan. Sebagai agama fitrah, penjunjung tinggi kemanusiaan umat manusia, Islam tidak menafikan hubungan yang fitri pada diri manusia yang terbentuk atas kesamaan asal wilayah dan muasal keturunan. Semakin orang dekat dalam persamaan dengan salah satu hal ini, mereka merasa rapat, mengikat simpul batin adanya kedekatan. Pasa sisi lain, Islam menciptakan sebuah perasaan dekat lain, yaitu semangat keberagamaan baru : seiman dan seagama, meskipun berangkat dari ketidak-samaan pada asal keturunan atau muasal daerah. Semangat ini disebut ukhuwah al-islamiyah, persaudaraan atas kesamaan akidah. Penduduk Jazirah Arabia pada umumnya, hingga masa-masa awal kenabian Muhammad (saw), lebih banyak membentuk ikatan antar mereka dari sisi silsilah keturunan. Semakin dekat garis keturunan antar mereka, maka semakin kuat tali perkawanan dan persekutuan. Izzah tertinggi (kemuliayan) bagi masyarakat ini adalah pengabdian kepada suku. Auz dan Khazraj, dua suku Arab penduduk Yatsrib (Madinah), mewakili gambaran di atas. Kepentingan seseorang adalah mewakili kepentingan suku. Pengabdian anggota suku adalah untuk suku masing-masing. Lantaran fanatisme kesukuan yang sangat tinggi, tiap orang berbangga atas kesukuannya, dan ketika tak ada kepentingan kecuali atas nama kepentingan suku, maka peperangan, kebencian dan permusuhan telah membelenggu kedua suku ini selama bertahun-tahun. Madinah kala itu berdiam, selain dua suku Arab Auz dan Khazraj, di dalamnya adalah suku Yahudi. Suku terakhir sama sekali tidak melibatkan diri dalam peperangan antara dua suku pertama. Akibat permusuhan, kondisi dua suku Arab tadi makin lama semakin buram, memburuk, memprihatinkan dan porak-poranda. Ketika peperangan yang berlangsung menahun dengan tak ada salah satu pihak yang mengalah dikarenakan gengsi dan keangkuhan, kelahiran Islam di kota Mekkah, tetangganya, memunculkan harapan baru. Nabi (saw), akhirnya, diundang oleh beberapa orang yang sudah muak dengan peperangan dan kebencian tak berujung dari kedua suku tersebut untuk menjadi penengah. Nabi menyambut baik ajakan tersebut, dan akhirnya berangkat menuju Yatsrib yang selanjutnya diubah nama oleh Nabi menjadi Madinah al-Nabi. Dikenal masa-masa berikutnya dengan sebutan Madinah, atau Madinah al-Munawwarah. Awal perubahan inilah yang kita kenal dengan Hijrah Nabi, sebagai titik penting sejarah Islam dan kemanusian sekaligus, yang diabadikan sebagai awal penanggalan hijriyah dalam Islam. Hal pertama yang dikerjakan Nabi saat menjejakkan kaki di bumi Madinah adalah mempersatukan dua suku Arab yang saling bertempur. Nabi tak banyak mengalami kesulitan dalam mengupayakan hal paling mendasar dalam sebuah masyarakat, karena Nabi dari pihak ibu adalah berasal dari suku tersebut. Perdamaian kedua suku ini merupakan pilar pertama dari ajaran Islam, yaitu muakhat (persaudaraan). Barangsiapa yang mengaku beragama Islam, dia adalah akh (saudara) bagi seorang Muslim lainnya. Dan, Nabi (saw) berhasil menyatukan dua suku yang saling bermusuhan selama beberapa masa dalam satu payung Islam. Tak ada kedudukan lebih tingi, dan tak ada pula yang lebih rendah, semua sama, kecuali nilai taqwa. Tak ada persaudaraan yang abadi kecuali dikarenakan keimanan yang sama. Bahkan pada waktu yang sama, Nabi memperkenalkan kepada mereka saudara baru yang berasal dari kota lain, Muhajiriin, orang-orang yang berhijrah bersama Nabi dari Mekkah. Identitas kesukuan tidak lagi ditonjolkan dan dijadikan kebanggaan, kecuali bahwa mereka penduduk asli Madinah adalah Ansor, para penolong, dan orang-orang pendatang sebagai Muhajiriin. Babak baru Islam telah terbentuk, ukhuwah (persaudaraan) antar Muslim satu dan lainnya adalah sendi paling pokok dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh, yaitu Islam yang menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam yang membentangkan kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat manusia, Islam yang memberikan rasa damai bagi pemelukknya, bagi saudara seiman, bagi saudara sedarah dan sedaging, bagi saudara satu negara, dan bagi umat manusia, siapapun dia, apapun mereka. Inilah Islam yang menjunjung tinggi martabat manusia, keadilan dan toleransi dalam bermasyarakat. Ini semua didasarkan pada salah satu ajaran pokok Nabi : ukhuwah Islamiyah. wallahu a'lam |
Persaudaraan Antar Muslim
Sebagai sesama muslim,kita seharusnya selalu
menjunjung tinggi tali persaudaraan agar selalu terciptanya
keamanan dalam setiap kehidupan.
menjunjung tinggi tali persaudaraan agar selalu terciptanya
keamanan dalam setiap kehidupan.
Sifat-sifat Bagi Rasul
|
Langganan:
Postingan (Atom)