Kegembiraan Menyambut Kelahiran
penulis Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Anisah Bintu ‘Imran
Sakinah Permata Hati 24 - Desember - 2006 08:34:38
Usai sudah penantian panjang nan melelahkan. Harapan dan kecemasan akhir tergantikan sukacita saat buah hati telah lahir. Ucapan selamat pun mengalir mengiringi kebahagiaan.
Sebagaimana lazim kehadiran anak selalu dinanti-nantikan oleh ayah ibu bahkan seluruh keluarganya. Tatkala si bayi lahir berduyun-duyun orang dgn segala bentuk ungkapan turut bersuka cita dan pernyataan kegembiraan.
Namun syariat Islam adl syariat yg sempurna. dlm hal ini pun didapati pengajaran yg berharga hingga perlu kira disimak kembali apa yg ada dlm syariat ini serta tuntunan salafush shalih berkenaan dgn ungkapan kegembiraan saat lahir seorang anak.
Menyampaikan Bisyarah utk Seseorang yg Lahir Anaknya
Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm Kitab-Nya yg mulia menyebutkan bisyarah akan lahir seorang anak dlm banyak peristiwa. Hal ini sebagai pengajaran kepada kaum muslimin utk melaksanakan kebiasaan ini. Karena bisyarah memiliki pengaruh yg amat penting dlm menanamkan kerukunan dan rasa saling cinta di hati kaum muslimin.
Tentang kelahiran anak keturunan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam Allah Subhanahu wa Ta’alamengisahkan dgn kedatangan para malaikat yg menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيْمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلاَمًا قَالَ سَلاَمٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ. فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لاَ تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً قَالُوا لاَ تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوْطٍ. وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوْبَ
“Dan sesungguh utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dgn membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan ‘Salaam’ Ibrahim menjawab ‘Salaam’. mk tdk lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yg dipanggang. mk ketika tangan mereka tdk menjamah Ibrahim pun memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata ‘Jangan merasa takut sesungguh kami adl malaikat-malaikat yg diutus kepada kaum Luth. Dan istri berdiri di balik tirai lalu dia tersenyum. mk Kami sampaikan kepada kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan dari Ishaq akan lahir putra Ya’qub.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ عَلِيْمٍ
“Dan Kami beri dia kabar gembira kepada dgn kelahiran seorang anak yg alim.”
Dalam ayat yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang kabar gembira atas kelahiran Nabiyullah Isma’il ‘alaihissalam sebagai jawaban atas permohonan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahi seorang anak yg shalih:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ
“Maka Kami beri dia kabar gembira dgn kelahiran seorang anak yg amat sabar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kelahiran Nabiyullah Yahya ‘alaihissalam yg dikaruniakan kepada Nabiyullah Zakariya ‘alaihissalam:
فَنَادَتْهُ الْمَلاَئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِى الْمِحْرَابِ أَنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى
“Kemudian malaikat memanggil Zakariya sementara dia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab ‘Sesungguh Allah memberi kabar gembira padamu dgn kelahiran Yahya….”
Dalam ayat yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula:
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلاَمٍ اسْمُهُ يَحْيَى
“Wahai Zakariya sesungguh Kami memberimu kabar gembira dgn lahir seorang anak yg bernama Yahya.”
Demikianlah. Karena bisyarah itu bisa menggembirakan dan menyenangkan seorang hamba mk disenangi bila seorang muslim bersegera utk menyenangkan hati saudara dan menyampaikan sesuatu yg dapat menggembirakannya.
Disyariatkan pula seorang yg diberi kabar gembira memberikan hadiah kepada orang yg menyampaikan kabar gembira. Sebagaimana Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu memberikan hadiah rida‘- kepada orang yg menyampaikan kabar gembira kepada bahwa taubat diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kisah ini tersebut dlm Ash-Shahihain. Hal ini dilakukan krn kegembiraan yg besar dgn ada kabar baik tersebut.
Ucapan Tahni`ah ketika Lahir Seorang Anak
Apabila seseorang terluput dari kesempatan menyampaikan bisyarah pada saudara yg lahir anak mk disenangi jika dia menyampaikan tahni`ah kepada saudara itu. Perbedaan antara bisyarah dan tahni`ah bisyarah adl menyampaikan pada seseorang tentang sesuatu yg menggembirakan sementara tahni`ah adl menyampaikan doa kebaikan setelah dia mengetahui kabar gembira tersebut.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa tdk sepantas seseorang hanya mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 dan tdk mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak perempuan. Bahkan selayak dia mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 maupun perempuan atau meninggalkan tahni`ah sama sekali agar terlepas dari kejelekan jahiliyah. Karena kebanyakan orang jahiliyah mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak laki2 dan kematian anak perempuan namun tdk mengucapkan tahni`ah atas kelahiran anak perempuan.
Sementara mengenai ucapan tahni`ah itu sendiri tdk ada ketentuan dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang ada hanya atsar yg diriwayatkan dari para tabi’in di antara dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ketika seseorang berta kepada beliau tentang ucapan tahni`ah. Beliau pun mengatakan: “Katakanlah:
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Semoga Allah menjadikan sebagai berkah bagimu dan bagi umat Muhammad.”
Demikian pula Hammad bin Zaid mengatakan bahwa Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah apabila mengucapkan tahni`ah kepada seseorang atas kelahiran anak beliau mengatakan:
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Semoga Allah menjadikan sebagai berkah bagimu dan bagi umat Muhammad.”
Abu Bakr Ibnul Mundzir di dlm Al-Ausath mengatakan: “Diriwayatkan pula dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ada seseorang datang menemui beliau sementara itu di sisi beliau ada seorang yg baru lahir anaknya. Orang itu pun berkata: ‘Selamat atas lahir seorang penunggang kuda.’ Mendengar ucapan itu Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Engkau tdk tahu yg dilahirkan itu seorang penunggang kuda atau penunggang keledai!’
‘Lalu apa yg harus kami ucapkan?’ ta orang tadi. Kata beliau: ‘Katakanlah:
بُوْرِكَ فِي الْمَوْهُوْبِ، شَكَرْتَ الْوَاهِبَ، وَبَلَغَ أَشُدَّهُ، وَرُزِقْتَ بِرَّهُ
“Semoga engkau diberkahi dgn anak yg baru lahir ini dan engkau bersyukur pada Dzat yg memberikan anak ini. Semoga dia mencapai kedewasaan dan engkau diberikan rizki berupa bakti .”
Atsar-atsar semisal ini jauh lbh baik daripada ucapan-ucapan yg banyak digunakan pada masa sekarang ini yg tdk mendapatkan bimbingan ahlul ilmi. Namun di sisi lain kita tidaklah mengharuskan ucapan tahni`ah sebagaimana bila ada hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hal ini. Kita tdk pula menjadikan ucapan tahni`ah berkedudukan seperti hal dzikir-dzikir yg jelas ada dlm As-Sunnah. Sehingga tdk mengapa bila ada yg mengucapkan tahni`ah ini dan tdk mengapa pula bila meninggalkan .
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar